Saturday, March 31, 2018

Tarif Tol Ngawi-Kertosono Bakal Lebih Murah, Ini Sebabnya


Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) direncanakan meresmikan pengoperasian jalan Tol Ngawi-Kertosono untuk Seksi Ngawi-Wilangan dengan panjang 48 kilometer (km).
Jalan Tol Ngawi-Kertosono terbentang sepanjang 87,02 kilometer (km). Dari total 87,02 km tersebut, 48 km (Seksi Ngawi-Wilangan) dibangun PT Ngawi Kertosono Jaya (PT NKJ), selaku anak usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Sementara sisanya sepanjang 38 km (Seksi Wilangan-Kertosono) merupakan porsi pemerintah yang masih dalam tahap pembangunan dan ditargetkan selesai pada kuartal IV tahun ini.
Dikutip dari data Jasa Marga, jalan tol ini akan menerapkan sistem pentarifan baru. Sesuai arahan Jokowi beberapa hari lalu, tarif tol diharapkan bisa turun.
Tarif dasar Ruas Tol Ngawi-Kertosono (Ngawi-Wilangan) sepanjang 48 km, semula dipatok untuk golongan I sebesar Rp 1.200/km, akan dievaluasi menjadi Rp 1.000/km sehingga tarif untuk jarak terjauh menjadi Rp 48.000.

Perubahan Golongan Kendaraan


Tidak hanya itu, tol ini juga bakal menerapkan perubahan penggolongan kendaraan yang baru.
"Penggolongan kendaraan semula adalah lima golongan kendaraan menjadi tiga golongan kendaraan. Kendaraan golongan III, IV dan V digabung menjadi golongan III, untuk mendukung sistem logistik nasional," tulis data tersebut.
Selain itu PT NKJ juga mendapatkan penambahan masa konsesi. Awalnya Ruas Tol Ngawi-Kertosono memiliki masa konsesi awal 35 tahun, bertambah masa konsesinya menjadi 50 tahun.
Direncanakan, usai peresmian, jalan tol ini akan digratiskan selama dua minggu.

Sumber : http://www.liputan6.com/bisnis/read/3408669/tarif-tol-ngawi-kertosono-bakal-lebih-murah-ini-sebabnya

Tol Ngawi-Kertosono Bakal Percepat Arus Logistik


Jakarta - Jalan tol Ngawi-Kertosono paket I diharapkan berdampak positif terhadap laju ekonomi dan menghubungkan Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Jalan Tol Ngawi-Kertosono Paket I dengan ruas Ngawi, Magetan, dan Madiun sepanjang 20 kilometer (KM) resmi beroperasi pada Kamis (29/3/2018).

Dengan beroperasinya jalan tol yang merupakan jaringan jalan tol Trans Jawa ini diharapkan menumbuhkan dan mempercepat laju roda perekonomian sekaligus menghubungkan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Adapun jalan tol Ngawi-Kertosono paket I ini merupakan bagian dari total keseluruhan jalan tol sepanjang 87 KM.

“Pembangunan tol ini akan berdampak positif terhadap peningkatan mobilitas masyarakat dan mempercepat arus logistik antara Jawa Tengah dan Jawa Timur,” ujar Direktur Operasi II PT Waskita Karya Tbk Nyoman Wirya Adnyana dalam keterangan tertulis, Kamis pekan ini.

Proyek Jalan Tol Ngawi–Kertosono paket 1 (ruas Ngawi – Magetan – Madiun) diperoleh PT Waskita Karya Tbk pada  2015 dengan nilai kontrak sebesar Rp 1,54 triliun. Jalan Tol Ngawi – Kertosono adalah jalan tol sepanjang 87,02 kilometer yang memiliki empat gerbang tol (GT). 

Yakni Gerbang Tol (GT) Ngawi, GT Madiun di Dumpil Balerejo, GT Mejayan di Caruban, dan GT Wilangan di perbatasan Kabupaten Madiun-Nganjuk, Desa Pajaran Kecamatan Saradan. Jalan tol ini merupakan jaringan dari Jalan Tol Trans-Jawa dan pencanangan  pembangunannya dilakukan pada 30 April 2015 oleh Presiden Joko Widodo. 

Friday, March 30, 2018

Pilkada 2018, Pilpres 2019, dan Demokrasi Indonesia

Ilustrasi

PESTA demokrasi di Indonesia kembali digelar di tahun 2018. Sebanyak 171 daerah bakal menggelar pemilihan kepada daerah secara langsung dan serentak di tahun ini.
Pasangan calon gubernur-wakil gubenur, wali kota-wakil wali kota, dan bupati-wakil bupati yang bakal mengikuti kontestasi pun telah ditetapkan oleh KPUD di setiap daerah di pertengahan Februari 2018.
Bagi partai politik, perhelatan Pilkada 2018 ini bernilai sangat strategis. Ada tiga faktor penyebabnya, yaitu jumlah, populasi, dan waktu. Pertama, tercatat 17 provinsi dan 154 kota atau kabupaten bakal menggelar pemilihan kepala daerah secara serentak pada 2018. Dari segi jumlah, ini menjadi yang terbesar dibandingkan dengan pilkada pada 2015 dan 2017.
Kedua, dari segi populasi, total pemilih yang bakal mengikuti pemilihan kepala daerah tahun 2018 merupakan yang terbanyak dibandingkan tahun 2015 dan 2017. Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia, pada Pemilu 2014, pemilih di 17 provinsi yang bakal menggelar Pilkada 2018 mencapai angka 146,5 juta orang atau 77 persen dari 190,3 juta pemilih.
Untuk pemilihan kepala daerah pada tahun 2018, KPU memprediksi jumlah pemilih di 17 provinsi tersebut mendekati 160 juta suara. Ketiga, waktu pelaksanaan Pilkada 2018 sangat dekat dengan masa pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden maupun calon legislatif periode 2019-2024.
Pemungutan suara untuk Pilkada 2018 berlangsung pada 27 Juni 2018. Masa pendaftaran calon legislatif digelar kurang dari dua minggu setelahnya. Adapun masa pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden periode 2019-2024 bakal dilakukan kurang dari dua bulan setelahnya, yaitu pada awal Agustus 2018.
Kedekatan periode waktu ini membuat hasil Pilkada 2018 sedikit banyak bakal berpengaruh terhadap kontestasi di pemilihan presiden 2019. Bahkan bisa dikatakan, pilkada serentak 2018 ini bukan sekadar memilih gubernur dan wali kota/bupati. Pilkada 2018 bisa dianggap sebagai babak kualifikasi untuk penentuan calon presiden dan calon wakil presiden Republik Indonesia periode 2019-2024.
Mesin partai Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, setiap partai politik peserta pemilu harus memenuhi ambang batas perolehan suara paling sedikit 4 persen dari jumlah suara sah secara nasional untuk diikutkan dalam penentuan perolehan kursi anggota DPR RI.
Ambang batas ini lebih tinggi dibandingkan Pemilu 2014 (3,5 persen) dan Pemilu 2009 (2,5 persen). Faktor risiko bagi setiap parpol peserta pemilu pun menjadi meningkat dengan naiknya ambang batas ini. Belum lagi jika mengingat fakta munculnya empat parpol baru peserta Pemilu 2019. Semakin banyak peserta pemilu, berarti semakin banyak pesaing dalam memikat hati rakyat di tahun 2019.
Dibandingkan Pemilu 2014, peningkatan jumlah "kue" suara rakyat yang dibagi tidak signifikan, namun bertambahnya jumlah partai pesaing mencapai 40 persen.
Kondisi ini membuat persaingan pun semakin ketat. Dengan situasi seperti ini, momen Pilkada 2018 menjadi semakin penting. Parpol bakal menggunakannya untuk "memanaskan" mesin parpolnya. Mengetes seberapa jauh kekuatan dan ketahanan saat ini. Jika mengusung calon kepala daerah dari kader partai sendiri, keberhasilan kader partai terpilih sebagai kepala daerah di Pilkada 2018 ini menunjukkan mesin partai di daerah tersebut bisa diandalkan.
Apalagi jika kader partai yang terpilih bukan tokoh terpopuler ataupun memiliki elektabilitas tertinggi. Jika memang tokoh yang diusungnya tidak berhasil menjadi kepala daerah, momen seperti ini berharga untuk mengevaluasi critical point yang perlu diperbaiki. Jadi, ketika Pileg dan Pilpres 2019, kesalahan yang sama tidak lagi terjadi.
Parpol lama tentunya berharap bakal bisa memperlebar gap dengan parpol baru, sedangkan parpol baru berharap bisa mendulang kesuksesan di 2019 dengan belajar memanaskan mesin partai di Pilkada 2018 ini.
Success rate tinggi di Pilkada 2018 yang diikuti hampir 80 persen pemilih, bakal memunculkan kepercayaan diri bagi setiap parpol yang terlibat di dalamnya. Mereka pun bakal bisa menakar, sejauh mana kekuatan dan ketahanan mesin partai mereka, dalam mengarungi pertarungan di Pileg dan Pilpres 2019. Dan, seberapa tinggi daya tawar mereka dalam berkoalisi dengan partai lain dalam memajukan calon presiden ataupun calon wakil presiden.
Juru kampanye Penggunaan juru kampanye selama ini dianggap sebagai salah satu cara yang efektif dalam membantu menarik perhatian pemilih ke partai politik pengusung ataupun calon kepala daerah. Disadari atau tidak, pesan yang disampaikan oleh sumber yang menarik, akan mendapatkan perhatian besar, di samping sangat mudah untuk diingat (Royan, 2005). Di sinilah juru kampanye berperan.

Sumber
https://nasional.kompas.com/read/2018/03/28/18000021/pilkada-2018-pilpres-2019-dan-demokrasi-indonesia

Jokowi Cerita Indonesia Jadi Juru Damai Konflik Afghanistan


Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan, Indonesia siap menjadi juru damai atas konflik yang terjadi di Afghanistan.
Hal ini disampaikan Jokowi saat menjadi pembicara utama dalam acara 'Islam Nusantara dan Keutuhan NKRI Untuk Mewujudkan Indonesia Damai' di Universitas Islam Malang (Unisma) Jawa Timur.
Jokowi mengatakan, sudah dua tahun lalu Presiden Afghanistan Ashraf Ghani meminta Indonesia menjadi mediator atau juru runding atas konflik di negara tersebut.
"Sudah dua tahun yang lalu presiden Afghanistan meminta untuk menjadi mediator menjadi penengah di Afghanistan kita," kata Jokowi di Gedung Bundar Al Assyari Unisma, Jawa Timur, Kamis (29/3/2018).
Menurut Jokowi, Indonesia saat iji menjadi sumber insipirasi bagi negara-negara lain di dunia dalam hal merawat kerukunan, persatuan, dan toleransi. Padalah, kata Jokowi, Indonesia 714 suku melebihi negara manapun. Tetapi, sambung dia, Indonesia mampu menjaga dan menghindari konflik antar suku.
"Kenyataannya banyak negara yang tidak mampu menjaga Bhinneka Tunggal Ika. Beberapa kawasan terjadi konflik. Beberapa negara-negara muslim juga menghadapi kesulitan yang sama," terang Jokowi.

Siap Bantu Afganistan


Oleh sebab itu, Jokowi menambahkan, pemerintah siap membantu Afghanistan dalam menciptakan perdamaian dan meredakan konflik. Selain itu, membantu menciptakan perdamaian dunia.
"Kenapa saya pergi ke Kabul, Afghanistan. Saya ingin menegaskan pentingnya perdamaian, pentingnya persaudraan, pentingnya toleransi dan pentingnya persatuan," ucap Jokowi.
Sejauh ini, Jokowi mengungkapkan bahwa pihaknya telah bertemu dengan sejumlah ulama dari Afghanistan. Pembahasan seputar upaya perdamaian juga sudah dilakukan.
"Sudah bertemu dengan ulama di Afghanistan dan Pakistan. Sudah bertemu dengan Taliban yang diundang ke Indonesia. Tapi tertutup, enggak ada yang tahu dan saya juga sudah berbicara dan doa para kyai kita bisa selesaikan konflik afghanistan dengan baik dengan waktu secepat-cepatnya," tandas mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Sumber : http://www.liputan6.com/news/read/3414070/jokowi-cerita-indonesia-jadi-juru-damai-konflik-afghanistan

Thursday, March 29, 2018

Polisi Antisipasi Peredaran Uang Palsu Menjelang Pilkada


Jakarta - Kepolisian Resor Kota Sukabumi mengantisipasi peredaran uang palsu menjelang pelaksanaan pemungutan suara pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Sukabumi dan Jawa Barat 2018.

"Kami sudah menginstruksikan seluruh anggota mulai dari bhabinkamtibmas, polsek hingga polres untuk memperketat masuknya jaringan pengedar uang palsu ke wilayah hukum kami," kata Kapolres Sukabumi Kota AKBP Susatyo Purnomo Condro di Sukabumi, Kamis, 29 Maret 2018.


Susantyo mengatakan, tidak menutup kemungkinan ada oknum yang memanfaatkan situasi mengedarkan uang palsu untuk kepentingan kelompoknya atau politik uang. Walaupun hingga saat ini pihaknya belum menemukan, antisipasi sejak dini tetap dilakukan.


Selain itu, Susantyo mengatakan, polisi terus melakukan penyelidikan, baik tingkat polres maupun polsek khususnya di pusat-pusat peredaran uang dan masyarakat. Dengan begitu, apabila ditemukan ada indikasi uang palsu, kata dia, bisa cepat ditangani dan dikembangkan.

"Kami memperketat pintu masuk perbatasan antarwilayah, seperti dengan Kabupaten Sukabumi maupun Cianjur. Kemungkinan sindikat pengedar dan pembuat uang palsu bisa saja masuk ke wilayah hukum kami apalagi saat ini Kota Sukabumi tengah melaksanakan tahapan Pilkada," ujarnya.


Susatyo mengimbau masyarakat jika mendapatkan uang dari orang lain harus dilihat, diraba dan diterawang jika mencurigai uang tersebut palsu. Selain itu, ia pun mengimbau agar segera melapor ke pihak kepolisian terdekat untuk segera ditindaklanjuti dan ditangkap pengedarnya.

Menkum HAM: Kita Harus Menangkal Bangsa Ini Bubar di 2030


Jakarta - Menteri Hukum dan Ham RI Yasonna Laoly menyinggung soal adanya anggapan Indonesia bisa bubar di tahun 2030. Menurutnya seluruh anak bangsa haruslah menebar optimisme agar Indonesia jadi bangsa yang besar.

"Bangsa ini akan terus maju menjadi bangsa bangsa yang besar. Kita harus optimis tentang itu," kata Yasonna di Lapas Cipinang, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (29/3/2018).

Yasonna menilai anggapan Indonesia bisa bubar di tahun 2030 tersebut sangatlah pesimistis. Dia meminta seluruh elemen bangsa ikut serta dalam pembangunan serta menjaga keutuhan NKRI.

"Sebagai anak bangsa, kita harus menangkal itu dan berupaya agar bangsa ini tidak bubar di 2030. Kata orang itu pesimisnya," ujarnya.


Yasonna menilai, akhir-akhir ini banyak upaya dari dalam maupun luar untuk memecah belah bangsa mulai dari provokasi sara, berita hoax yang tidak mendasar. Dia pun meminta agar masyarakat cerdas dan tidak mudah terprovokasi.

"Negara kita yang plural ini yang memerlukan upaya yang terus menerus menjaga bangsa ini karena ada upaya dari luar atau dalam untuk memecah kita sebagai bangsa. Akhir-akhir ini banyak orang yang tak bertanggung jawab memprovokasi SARA, dan hoax yang tidak mendasar untuk tujuan politik tertentu," jelas Yasonna.
(ibh/hri)

Wednesday, March 28, 2018

Ada 171 Pilkada, Presiden Jokowi Berharap Urusan Politik Tetap Berjalan, Urusan Ekonomi Juga Berjalan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, bahwa tahun ini akan dilaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di 171 daerah pemilihan di tanah air. Untuk itu, Presiden berpesan agar suasana Pilkada tetap dijaga, urusan politik berjalan dan urusan ekonomi tetap berjalan.

“Tugas kita bersama untuk mengedukasi masyarakat sehingga kematangan dalam berdemokrasi semakin hari semakin baik,” kata Presiden Jokowi saat membuka acara Rapat Kerja Nasional (rakernas) II Asosiasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Seluruh Indonesia (Adkasi) di Hotel Grand Paragon, Jakarta, Selasa (26/3) siang.

Terkait dengan pelaksanaan Pilkada itu, Presiden berharap agar  masyarakat tidak mempan dimasuki fitnah dan hoax yang disebarkan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Kepala Negara mengingatkan, bahwa Indonesia adalah negara yang besar dan memiliki perbedaan beragam. Hal ini telah diakui sejumlah kepala pemerintahan/negara saat bertemu dengannya. Karena itu, Kepala Negara meminta jangan sampai ada gesekan di masyarakat.

“Dalam Pilkada jangan sampai masalah suku dan agama, jangan sampai bergesekan,” tegas Kepala Negara seraya menambahkan bahwa hal tersebut juga dipesankan Presiden Afghanistan.

Masih Tertinggal

Menyinggung mengenai masalah program dan kebijakan yang dilakukan, Presiden Jokowi mengakui, jika dibandingkan negara lain Indonesia masih tertinggal.

Itulah sebabnya, lanjut Presiden, mengapa pembangunan pelabuhan dan bandara dilakukan serta pemerataan pembangunan termasuk di wilayah bagian timur Indonesia.

“Coba bayangkan jika jalan masih rusak seperti di Papua sehingga transportasi logistik tidak dapat berjalan. Itulah mengapa trans Papua dan trans Kalimantan dibangun,” tutur Presiden seraya menyampaikan bahwa pembangunan tersebut membuka isolasi daerah dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Tahun 1977, lanjut Presiden, jalan tol Jagorawi banyak negara lain yang belajar untuk menengok. Namun selama kurun waktu tersebut hingga sekarang hanya 780 kilometer yang dibangun dan inilah yang ingin dipercepat dalam proses pembangunan.

“Banyak gagasan bagus namun tidak dapat ditindaklanjuti,” kata Presiden Jokowi seraya mencontohkan pembangunan Free Trade Zone di Batam.

Usai memberikan arahan, Presiden Jokowi memukul gong tanda dibukanya Rakernas II Adkasi dengan didampingi oleh Ketua Umum Adkasi dan para Menteri Kabinet Kerja.

5 Masukan Adkasi

Sebelumnya Ketua Umum Adkasi yang juga Ketua DPRD Labuhanbatu dalam laporannya menyampaikan kehadiran anggota DPRD mewakili 400 lebih kabupaten se-Indonesia.

“Di pundak kita dititipkan amanah rakyat,” tambah Lukman seraya mengajak seluruh anggota DPRD tidak membahas anggaran melebihi waktu yang disediakan.

Lebih lanjut, Lukman menyampaikan Rakernas kali ini bertujuan untuk membuat kesepakatan dan program yang dapat menjadi rekomendasi pokok pikiran dalam mendukung kerja Presiden.

“Ada beberapa teman-teman yang harus berhenti karena moratorium pemekaran daerah maupun desa,” tutur Lukman seraya memberikan apresiasi dana desa meski DPRD tidak dapat mengawasi secara penuh karena tidak masuk dalam APBD.

Apresiasi Adkasi, lanjut Lukman, juga disampaikan terkait reforma agraria terkait kepemilikan hak atas tanah untuk rakyat dalam hal ini pemberian sertifikat.

“Kami yakin Bapak Presiden akan menyelesaikan konflik agraria yang ada di Kalimantan maupun daerah lain seperti Jakarta,” tambah Ketua Umum Adkasi.

Lebih lanjut, Ketua Adkasi menyampaikan adanya penggunaan isu SARA terkait pemilihan kepala daerah dan juga semakin menurunnya profesionalisme PNS saat terjadi pemilihan kepala daerah.

Hal keempat, tambah Lukman, Adkasi memberikan dukungan penuh kepada Pemerintah untuk mengangkat honorer K2 dan DPRD mendukung sepenuhnya pengangkatan tenaga honorer tersebut.

“Sebagai wakil rakyat melalui Adkasi agar setiap rencana pembangunan tetap berpijak kepada riset dan Adkasi mendukung hal ini agar tidak terjadi penyimpangan,” pungkas Lukman di akhir sambutan.

Turut mendampingi Presiden dalam acara kali ini Menko Polhukam Wiranto, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Mensesneg Pratikno, Mendagri Tjahjo Kumolo, dan seluruh Ketua DPRD se-Indonesia.

Sumber : http://setkab.go.id/ada-171-pilkada-presiden-jokowi-berharap-urusan-politik-tetap-berjalan-urusan-ekonomi-juga-berjalan/

Presiden Jokowi: Kalau Enggak Mau Mengubah, Kita Bisa Ditinggal Laos, Kamboja

Pada kesempatan memberikan arahan pada Rapat Kerja Pemerintah mengenai Percepatan Pelaksanaan Berusaha di Daerah, di Hall B3, JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (28/3) siang, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta  kabupaten/kota yang belum memiliki satuan tugas (Satgas) Percepatan Pelaksanaan Berusaha sebagaimana disampaikan Menko Perekonomian Darmin Nasution segera dibentuk.

“Karena kita ingin benar-benar jangan sampai kalah. Kita ini negara besar, dengan sumber daya alam yang besar, SDM (Sumber Daya Manusia) yang besar masak ekspor kita kalah dengan Malaysia,kalah dengan Filipina, kalah dengan Vietnam,” tutur Presiden Jokowi.

Kalau (hal ini) diterus-teruskan, kita enggak mau mengubah seperti yang telah sampaikannya, menurut Presiden, kita bisa ditinggal lagi sama Laos, Kamboja.

“Ekspornya kalah kita. Investasi kita sudah kalah dengan tadi Filipina, Malaysia, Thailand, Vietnam, kalah kita. Investasi kalah, ekspornya kalah,” terang Presiden.

Padahal, lanjut Presiden,  kemampuan, sumber daya alam kita gede banget, sumber daya manusia kita juga gede banget.

Diakuinya Gross Domestic Product (GDP), PDB kita sudah lebih dari 1 triliun dollar AS, namun Presiden Jokowi mengingatkan,  kalau ekspor ini bisa kita genjot, investasi bisa kita genjot, kita betul-betul bisa mengubah.

“Kunci itu ada di Bapak-Ibu, dan Saudara-saudara semuanya, Bupati, Wali Kota, Ketua DPRD, kuncinya ada di situ, kuncinya ada di sini, di ruangan ini, ini kunci. Mau atau tidak mau, niat atau tidak niat, hanya itu saja,” pungkas Presiden Jokowi.

Rapat Kerja Pemerintah itu dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menkom Perekonomian Darmin Nasution, Mendagri Tjahjo Kumolo, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menkominfo Rudiantara, Menkumham Yasonna H. Laoly, Kepala BKPM Thomas Lembong, para Bupati/Walikota dan Ketua DPRD se Indonesia. 

Sumber : http://setkab.go.id/presiden-jokowi-kalau-enggak-mau-mengubah-kita-bisa-ditinggal-laos-kamboja/

Tuesday, March 27, 2018

Jokowi Siap Resmikan Tol Ngawi-Kertosono Kamis Pekan Depan


Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) rencananya akan meresmikan ruas tol Ngawi-Kertosono pada Kamis pekan depan (29/3/2019). Tol sepanjang 87,02 kilometer (km) tersebut sudah lulus uji kelayakan sehingga bisa beroperasi melayani pengguna jalan bebas hambatan. 
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Desi Arryani usai acara Fun Bike dan Pesta Kuliner dalam rangka Ulang Tahun ke-20 Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Hari Kamis, Insya Allah peresmian tol Ngawi-Kertosono. Insya Allah. Kita berharap (diresmikan Presiden Jokowi)," ujar dia di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Minggu (25/3/2018).
Dia mengungkapkan, saat ini pembangunan ‎ruas tol tersebut telah selesai 100 persen. Bahkan hasil uji kelayakannya sudah diterbitkan.
‎"Sudah lama (selesai pembangunannya), sudah dari dua minggu lalu siap. Uji layaknya sudah keluar," kata Desi
Desi mengungkapkan, untuk besaran tarif, hingga saat ini belum ditetapkan oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Namun selama dua minggu setelah peresmian akan gratis terlebih dulu.
"Itu kan sudah SOP (standar operasional prosedur). Jadi setelah diresmikan (tol Ngawi-Kertosono), 10 hari atau dua minggu (digratiskan)," tandas dia.

Tol Ngawi-Wilangan Segera Beroperasi


Jalan tol Ngawi Kertosono (seksi Ngawi-Wilangan) telah mengantongi dua sertifikat, yakni sertifikat layak fungsi jalan tol dan sertifikat layak operasi. Ini artinya, ruas tol sepanjang 52 kilometer (km) tersebut siap dioperasikan.
Sertifikat layak fungsi jalan tol Nomor AJ.409/I/3/DJPD/2018 dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan pada 5 Maret 2018. Sementara itu, sertifikat layak operasi dikeluarkan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dengan nomor: JL.03.04-P/161 tertanggal 6 Maret 2018.
Sebelum diterbitkannya kedua sertifikat tersebut, tim evaluasi layak fungsi dan layak operasi jalan tol telah melakukan dua kali kunjungan lapangan. Kunjungan lapangan ini ditujukan untuk memastikan terpenuhinya semua spesifikasi teknis, persyaratan serta fasilitas lalu lintas, dan perlengkapan jalan yang ada di ruas jalan tol Ngawi Kertosono agar sesuai standar manajemen dan keselamatan lalu lintas.
"Hasil evaluasi dan observasi tim uji kelayakan tersebut menyatakan bahwa ruas tol Ngawi Kertosono seksi Ngawi-Wilangan telah memenuhi persyaratan teknis sebagai jalan tol dan sebagai jalan yang terbuka bagi lalu lintas untuk umum," kata Direktur Utama PT Ngawi Kertosono Jaya, Iwan Moedyarno dalam keterangan resminya di Jakarta, pada 19 Maret 2018.
Tim Evaluasi Layak Fungsi dan Layak Operasi Jalan Tol, terdiri atas unsur Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau Kementerian PUPR, Korlantas Polri, serta BPJT.

4 Gerbang Tol Siap Dioperasikan


Untuk mendukung kesiapan operasi, jalan tol PT Ngawi Kertosono Jaya (PT NKJ), kelompok usaha Jasa Marga selaku pengelola ruas jalan tol Ngawi Kertosono, telah melakukan uji peralatan tol. Uji peralatan tol ini dilakukan bersama dengan Divisi Management Operasi PT Jasa Marga (Persero); PT Jasamarga Toll Road Operator (PT JMTO), selaku operator pelayanan transaksi dan lalu lintas; dan PT Module Intrac Yasatama selaku vendor peralatan tol.
Uji peralatan tol bersama ini dilaksanakan pada 13-14 Maret 2018. Pengujian tersebut mencakup kesiapan empat Gerbang Tol (GT) yaitu (GT) Ngawi (dioperasikan oleh PT JSN), GT Madiun, GT Caruban, dan GT Wilangan dalam melayani transaksi nontunai (cashless) yang juga disaksikan oleh Bank Indonesia dan bank-bank peserta settlement transaksi (Bank Mandiri, BRI, BNI, BCA, BTN dan Bank Jatim). Hasil pengujian menyatakan keempat pintu gerbang tol siap dioperasikan.
Setelah keluarnya sertifikasi layak operasi, BPJT mengusulkan kepada Kementerian PUPR untuk menerbitkan Surat Keputusan Menteri tentang Penetapan tarif di ruas jalan tol Ngawi Kertosono.
"Perhitungan besaran nilai tarif tol akan mempertimbangkan nilai investasi, kemampuan bayar pengguna jalan serta besaran keuntungan biaya operasional kendaraan," tambah Iwan.
Di samping itu, PT NKJ saat ini sedang menyelesaikan beberapa pekerjaan akhir agar persiapan peresmian dan pengoperasian dapat berjalan lancar dan sesuai standar yang ditetapkan.
Dengan segera dioperasikannya jalan tol Ngawi Kertosono, maka semakin menambah panjang daftar pembangunan megaproyek tol Trans Jawa yang terbentang dari Merak hingga Banyuwangi. Tol Trans Jawa diharapkan membawa peranan penting dalam proses distribusi barang dan jasa yang berdampak pada sektor perekonomian di Indonesia, khususnya Pulau Jawa.

Sumber : http://www.liputan6.com/bisnis/read/3404261/jokowi-siap-resmikan-tol-ngawi-kertosono-kamis-pekan-depan

Jokowi Sebut RI Jadi Negara Tujuh Besar di 2030


Presiden Joko Widodo menyebut Indonesia akan menjadi negara ketujuh dengan perekonomian terkuat di dunia pada 2030. Indonesia juga berpotensi masuk lima besar ekonomi terkuat di dunia pada 2045.

"Pada 2030, kurang lebih negara kita akan masuk tujuh atau 10 besar ekonomi terkuat di dunia," ujar Jokowi di Hotel Grand Paragon, Selasa (27/3).

Saat ini, Indonesia berada di posisi 16 dengan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar US$932 miliar persis di bawah Meksiko. Adapun lima besar negara dengan PDB terbesar di dunia, yakni Amerika Serikat sebesar US$18,62 triliun, China sebesar US$11,2 triliun, Jepang sebesar US$4,94 triliun, Jerman sebesar USD3,47 triliun, dan Inggris sebesar US$2,65 triliun.


Posisi itu, (Peringkat 16) diklaim Jokowi diperoleh setelah segala terobosan dilakukan, mulai dari memangkas perizinan investasi dari pusat hingga ke daerah, serta menerbitkan sejumlah program seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Program Keluarga Harapan (PKH) untuk menekan angka kemiskinan.

Indonesia pun menurut dia, telah memperoleh kenaikan peringkat kemudahan berinvestasi (Ease of Doing Business) tahun lalu menjadi 72 dari 120 pada 2014. Respons positif juga diberikan sejumlah lembaga survei internasional seperti Moody's, Fitch Ratings, dan StandardandPoor (S&P).

Untuk itu, Jokowi mengajak semua pihak terutama pimpinan dan anggota parlemen di daerah tetap optimistis terhadap perekonomian Indonesia. Pemerintah disebut terus berusaha meningkatkan perekonomian negara.

Kendati demikian, Jokowi menyadari masih banyak hal yang harus diperbaiki dan tantangan yang akan ditemui di lapangan terutama dalam menekan angka kemiskinan. Namun, hal-hal tersebut akan selesai jika semua pihak bersinergi.

"Ini harus menimbulkan optimisme. Meski sekarang masih ada masalah. Ini tugas bersama menyelesaikannya," kata mantan Wali Kota Solo ini.

Sebelumnya, dalam sebuah unggahan video di Facebook Partai Gerindra, Prabowo Subianto menyebut Indonesia bakal bubar pada 2030. Alasannya, ada ketimpangan penguasaan kekayaan dan tanah. (agi)

Sumber : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180327165527-532-286313/bukan-bubar-jokowi-sebut-ri-jadi-negara-tujuh-besar-di-2030

Monday, March 26, 2018

Jutaan Pemilih Pilkada Belum Punya e-KTP, Bawaslu Akan Buka Posko Aduan

Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Muhammad Afifudin (kanan) ketika dalam sebuah acara di Kantor Bawaslu RI, Jakarta, Senin (12/3/2018).(KOMPAS.com/ MOH NADLIR)


JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Mochammad Afifuddin mengatakan, pihaknya akan membuka posko pengaduan e-KTP di setiap Dinas Dukcapil.
Hal itu dilakukan sebagai tindaklanjut atas data Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI sementara, bahwa ada 6.768.025 pemilih Pilkada 2018 yang belum memiliki e-KTP atau Surat keterangan pengganti e-KTP.
"Kami akan membuka (posko) aduan bagi pemilih, yang belum merekam e-KTP di dinas dukcapil," kata Afifuddin di Kantor Bawaslu RI, Jakarta, Rabu (21/3/2018).
Menurut Afifuddin, meski bukan tugas penyelenggara Pilkada, tetapi upaya itu dilakukan pihaknya demi memaksimalkan hak pilih warga.
"Jadi tugas itu ada di pihak lain ya, bukan penyelenggara. Tentu ini sesuatu yang harus kami sinergikan untuk mengoptimalkan hak pilih warga, bukan saling menyalahkan," terang dia.
Tak hanya itu, kata Afifuddin, masih adanya jutaan pemilih yang belum punya e-KTP dan suket pengganti e-KTP tersebut juga menjadi peringatan bagi penyelenggara.
Di mana, banyak pemilih terancam tak bisa menggunakan hak pilihnya pada pemungutan suara Pilkada 2018 pada 27 Juni 2018 mendatang.
"Ini juga peringatan dini buat penyelenggara, bahwa yang punya hak pilih itu yang punya e-KTP, atau suket terutama buat pilkada. (Kalau) Pileg dan Pilpres nanti harus (punya) e-KTP," ujar Afifuddin.
Terakhir, ia juga mengingatkan masyarakat untuk segera melakukan perekaman e-KTP agar bisa menggunakan hak pilihnya pada Pilkada tahun ini.
"Peringatan dini kita bagi orang-orang yang belum rekam e-KTP. Kita jangan random di daerah pilkada saja, belum (daerah) yang lain," ujar Afifuddin.
KPU RI sebelumnya mengungkapkan saat ini ada 6.768.025 pemilih yang belum memiliki e-KTP atau surat keterangan pengganti e-KTP. Jumlahnya yakni 3.497.228 pemilih laki-laki dan 3.270.797 pemilih perempuan.

KPU pun berharap, agar pemerintah dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri bisa segera menuntasan persoalan tersebut secepatnya.

Sumber:

Tinjau Program Padat Karya Tunai di Banjar, Jokowi Harap Peredaran Uang di Desa Meningkat


JAKARTA - Saat meninjau langsung kegiatan padat karya tunai di Desa Pematang Panjang, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Presiden Joko Widodo berharap program padat karya tunai berbagai kementerian bisa meningkatkan ekonomi masyarakat di pedesaan.

Menurutnya, apabila peredaran uang di desa semakin meningkat akan meningkatkan konsumsi dan daya beli masyarakat.

"Ini masih awal-awal. Semua yang paling banyak memang di Kementerian PU dan di Kementerian Desa. Ini baru tahap pertama jadi masih belum banyak, lalu belum di kementerian yang lain. Saya cek kemarin Kementerian BUMN juga masih baru mulai. Kemenhub juga baru mulai," ujar Presiden sesuai keterangan Biro Pers Istana Kepresidenan, Senin (26/3/2018).
Presiden mengatakan, program padat karya tunai memiliki banyak manfaat. Setidaknya ada dua hal yang menjadi sasaran, pertama pembangunan infrastruktur. Kedua, ekonomi rakyat meningkat.

"Bukan untuk infrastruktur saja tapi juga untuk banyak hal. Jadi kalau ini yang kita lihat ya di infrastruktur untuk jalan produksi dan sekali lagi, kita harapkan peredaran uang di desa semakin meningkat sehingga daya beli dan konsumsi juga semakin naik. Goalnya ke sana," katanya.

Dalam program Padat Karya Tunai di Desa Pematang Panjang ini dilakukan peningkatan atau pengerasan jalan lingkungan atau jalan warga.

Jalan yang dibangun ini menurut Presiden akan diprioritaskan untuk jalan produksi di desa, jalan antar desa, jalan menuju ke persawahan, dan irigasi untuk sawah.

"Saya kira hal-hal yang sifatnya produktif, infrastruktur yang sifatnya produktif. Intinya kita ingin memperbaiki jalan-jalan produksi menuju ke pertanian, menuju ke desa itu menjadi lebih baik lagi," lanjutnya.

Jalan yang dibangun sepanjang 398 meter dan lebar 3 meter ini memiliki nilai proyek sebesar Rp115.919.200 dan dikerjakan dengan metode swakelola.

Pengerjaan diperkirakan berlangsung selama 15 hari dengan menyerap 30 tenaga kerja.
Turut hadir mendampingi Presiden dalam peninjauan ini, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor.

Setelah selesai meninjau program padat karya tunai tersebut, Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo kembali ke Jakarta dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan RJ-85 melalui Pangkalan TNI AU Syamsuddin Noor, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan.

Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam penerbangan menuju Jakarta, antara lain Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Staf Khusus Presiden Johan Budi, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI Trisno Hendradi dan Komandan Paspampres Mayjen TNI (Mar) Suhartono.

Presiden dan Ibu Iriana bersama rombongan tiba di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta pada pukul 15.55 WIB.

Sumber :  http://www.tribunnews.com/nasional/2018/03/26/tinjau-program-padat-karya-tunai-di-banjar-jokowi-harap-peredaran-uang-di-desa-meningkat?page=2

Sunday, March 25, 2018

Presiden Jokowi Hadiri Haul Abah Guru Sekumpul ke-13 di Martapura, Kalsel

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan mengenakan jas biru, kopiah hitam dan dengan bawahan sarung menghadiri Haul Abah Guru Sekumpul ke-13 di kawasan musala Ar Raudhah Sekumpul, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel), Minggu (25/3) malam.

Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari merupakan nama dari Abah Guru Sekumpul. Abah Guru Sekumpul, dan merupakan ulama besar kelahiran Tunggul Irang, Martapura, pada 11 Februari 1942. Pada tanggal 10 Agustus 2005, beliau wafat pada usia 63 tahun.

Tiba di lokasi musala Ar Raudhah, Presiden Jokowi disambut oleh keluarga besar almarhum Abah Guru Sekumpul. Presiden dan rombongan kemudian melaksanakan salat Magrib berjamaah bersama ratusan ribu jamaah yang hadir lainnya.

Dalam kunjungan kerja kali ini Presiden Jokowi didampingi oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Presiden bersama rombongan juga mengikuti pembacaan sholawat tahlil dan salat Isya berjamaah. Acara berlangsung hingga pukul 21.00 waktu setempat. Walau sempat diguyur hujan deras namun tidak menyurutkan kekhusyukan dan antusias warga yang hadir.

Usai menghadiri Haul Abah Guru Sekumpul, Presiden Jokowi dan rombongan langsung menuju ke penginapan untuk beristirahat sebelum melanjutkan kunjungan kerja di Kalimantan Selatan keesokan harinya.

sumber : http://setkab.go.id/presiden-jokowi-hadiri-haul-abah-guru-sekumpul-ke-13-di-martapura-kalsel/

Jokowi Resmikan Tol Ngawi-Kertosono Kamis


Jakarta - Jalur tol yang menjadi salah satu proyek jalur Trans Jawa yaitu Ngawi-Kertosono akan diresmikan Presiden Joko Widodo pada Kamis (29/3/2018). Hal tersebut dijelaskan Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani.

"Hari Kamis InsyaAllah peresmian Ngawi-Kertosono," kata Desi usai mengikuti Funbike di Gedung Kementerian BUMN, Minggu (25/3/2018)

Desi mengatakan, kesiapan akan jalur tersebut sebenarnya sudah dua minggu lalu berbagai persiapan sudah dilakukan jelang peresmian Jalur Ngawi- Kertosono, seperti penentuan tarif yang akan dilakukan setelah peresmian tol.

"Sebelum peresmian akan difinalkan. Memang diharapkan, ini kan kondisi jalan belum nyambung, masih bertahap. Jadi diharapkan juga traffic masuk, sehingga Rp 1.000 paling tinggi ya sementara, sekitar Rp 1.000-Rp 1.100, sekitar segitu tarifnya. Tapi konsesinya diperpanjang. Insya Allah, kita berharap (presiden yang resmikan). Sudah lama, sudah dari 2 minggu lalu siap. Uji layaknya sudah keluar," jelas dia.

Setelah diresmikan, pengendara tidak akan dikenakan tarif. Desi mengatakan, tol ini akan digratiskan selama 2 minggu. Desi menjelaskan hal tersebut merupakan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang harus dilakukan pada proyek baru.

"Itu kan sudah SOP. Jadi setelah diresmikan, 10 hari atau 2 minggu (itu tarif gratis)," jelas dia.

Sebelumnya, proyek jalan tol yang dikelola oleh PT Ngawi Kertosono Jaya (NKJ) ini telah menggelar Festival Jalan Tol pada awal bulan Januari 2018 lalu, guna mensosialisasikan jalan tol baru ini pada masyarakat.

Jelang akhir bulan Januari 2018, PT NKJ selaku anak usaha PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) telah menyelesaikan 98,5% pembangunan fisik. Sedangkan pembebasan lahan, mencapai 99% dari seluruh kebutuhan lahan untuk proyek jalan tol sepanjang 87 Km ini.

Jalan Tol Ngawi-Kertosono dengan total panjang 87 Km, untuk ruas Ngawi-Wilangan sepanjang 49,5 km dikerjakan pembangunannya oleh PT NKJ dengan nilai investasi Rp 3,83 triliun. Adapun sisanya yakni, Ruas Wilangan-Kertosono sepanjang 37 km dikerjakan dan sumber pendanaannya ditanggung oleh Pemerintah. (zlf/zlf).

Saturday, March 24, 2018

Inilah Penjelasan Lengkap Menkeu Sri Mulyani Terkait Kondisi Utang Negara RI

Terkait banyak diskusi publik yang akhir-akhir ini ramai di media, baik media mainstream maupun media sosial, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melalui pernyataan tertulisnya Jumat (23/3) memberikan penjelasan lengkap.

Berikut penjelasan yang disampaikan Menkeu tentang kondisi utang negara yang perlu diketahui masyarakat luas:

Pertama, Menkeu menyampaikan bahwa perhatian politisi dan beberapa ekonom mengenai kondisi utang beberapa bulan terakhir sungguh luar biasa. Dikatakan luar biasa, menurut Menkeu, dikarenakan isu ini dibuat dan diperdebatkan seolah-olah Indonesia sudah dalam kondisi krisis utang sehingga masyarakat melalui media sosial juga ikut terpengaruh dan sibuk membicarakannya.

Perhatian elit politik, ekonom, dan masyarakat terhadap utang tentu sangat berguna bagi Menteri Keuangan selaku Pengelola Keuangan Negara untuk terus menjaga kewaspadaan, agar apa yang dikhawatirkan yaitu terjadinya krisis utang tidak menjadi kenyataan.

Namun Menkeu memandang perlu mendudukkan masalah agar masyarakat dan elit politik tidak terjangkit histeria dan kekhawatiran berlebihan yang menyebabkan kondisi masyarakat menjadi tidak produktif.

“Kecuali kalau memang tujuan mereka yang selalu menyoroti masalah utang adalah untuk membuat masyarakat resah, ketakutan, dan menjadi panik, serta untuk kepentingan politik tertentu,” tulis Menkeu seraya menambahkan, bahwa upaya politik destruktif seperti ini sungguh tidak sesuai dengan semangat demokrasi yang baik dan membangun.

Kedua, Menlu mengajak semua pihak untuk mendudukkan masalah utang dalam konteks seluruh kebijakan ekonomi dan keuangan negara, karena utang adalah salah satu instrumen kebijakan dalam pengelolaan keuangan negara dan perekonomian.

“Utang bukan merupakan tujuan dan bukan pula satu-satunya instrumen kebijakan dalam mengelola perekonomian,” ujar Menkeu seraya mengingatkan, dalam konteks keuangan negara dan neraca keuangan Pemerintah, banyak komponen lain selain utang yang harus juga diperhatikan.

Sebagai contoh, lanjut Menkeu, misalnya sisi aset yang merupakan akumulasi hasil dari hasil belanja Pemerintah pada masa-masa sebelumnya. Ia menambahkan bahwa Nilai aset tahun 2016 (audit BPK) adalah sebesar Rp5.456,88 triliun.

Nilai ini, tambah Menkeu, masih belum termasuk nilai hasil revaluasi yang saat ini masih dalam proses pelaksanaan untuk menunjukkan nilai aktual dari berbagai aset negara mulai dari tanah, gedung, jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit dan lainnya.

Hasil revaluasi aset tahun 2017 terhadap sekitar 40 persen aset negara, lanjut Menkeu, menunjukkan bahwa nilai aktual aset negara telah meningkat sangat signifikan sebesar 239 persen dari Rp781 triliun menjadi Rp2.648 triliun, atau kenaikan sebesar Rp1.867 triliun. Ia menambahkan bahwa tentu nilai ini masih akan diaudit oleh BPK untuk tahun laporan 2017.

Kenaikan kekayaan negara tersebut, Menkeu meminta harus dilihat sebagai pelengkap dalam melihat masalah utang, karena kekayaan negara merupakan pemupukan aset setiap tahun termasuk yang berasal dari utang.

Ketiga, Menkeu menilai, mereka yang membandingkan jumlah nominal utang dengan belanja modal atau bahkan dengan belanja infrastruktur  kurang memahami dua hal. Alasan kesatu, Menlu menyampaikan bahwa belanja modal tidak seluruhnya berada di Kementerian/Lembaga Pemerintah Pusat, namun juga dilakukan oleh Pemerintah Daerah.

“Dana transfer ke daerah yang meningkat sangat besar, dari Rp573,7 triliun pada 2015 menjadi Rp766,2 triliun pada 2018, sebagian yaitu sebesar 25 persen diharuskan merupakan belanja modal, meski belum semua Pemerintah Daerah mematuhinya,” ungkap Menkeu.

Alasan kedua, dalam kategori belanja infrastruktur, lanjut Menkeu, tidak seluruhnya merupakan belanja modal, karena untuk dapat membangun infrastruktur diperlukan institusi dan perencanaan yang dalam kategori belanja adalah masuk dalam belanja barang.

Oleh karena itu, Menkeu Sri Mulyani Indrawati menilai, pernyataan bahwa ‘tambahan utang disebut sebagai tidak produktif karena tidak diikuti jumlah belanja modal yang sama besarnya’ adalah kesimpulan yang salah.

“Ekonom yang baik sangat mengetahui bahwa kualitas institusi yang baik, efisien, dan bersih adalah jenis “soft infrastructure” yang sangat penting bagi kemajuan suatu perekonomian. Belanja institusi ini, dimasukkan dalam kategori belanja barang dalam APBN kita,” terang Menkeu.

Keempat, selain melihat neraca, menurut Menkeu, dalam melihat utang perlu juga melihat keseluruhan APBN dan keseluruhan perekonomian. Ia menyebutkan, bila diukur dari jumlah nominal dan rasio terhadap Produk Domestik Bruto, defisit APBN dan posisi utang Pemerintah terus dikendalikan (jauh) di bawah ketentuan Undang-Undang Keuangan Negara.

Ia menunjukkan, defisit APBN tahun 2016 yang sempat dikhawatirkan akan melebihi 3 persen PDB, dikendalikan dengan pemotongan belanja secara drastis hingga mencapai Rp167 triliun. Demikian juga tahun 2017, tambah Menkeu, defisit APBN yang diperkirakan mencapai 2.92 persen PDB, berhasil diturunkan menjadi sekitar 2.5 persen. Ia juga menambahkan bahwa tahun 2018 ini target defisit Pemerintah kembali menurun menjadi 2.19 persen PDB.

“Pada kurun 2005-2010, saat masa saya menjabat Menteri Keuangan sebelum ini, Indonesia berhasil menurunkan rasio utang terhadap PDB dari 47 persen ke 26 persen, suatu pencapaian yang sangat baik, dan APBN Indonesia menjadi semakin sehat, meski jumlah nominal utang tetap mengalami kenaikan,” sambung Menkeu.

Kelima, demikian juga dengan kekhawatiran mengenai posisi keseimbangan primer. Menurut Menkeu, Pemerintah dalam berbagai penjelasan dan siaran pers, TELAH menyatakan akan menurunkan defisit keseimbangan primer, agar APBN menjadi instrumen yang sehat dan sustainable.

Buktinya, lanjut Menkeu, pada tahun 2015 keseimbangan primer mencapai defisit Rp142,5 triliun, menurun pada tahun 2016 menjadi Rp125,6 triliun, dan kembali menurun pada tahun 2017 sebesar Rp121,5 triliun.

Untuk tahun 2018, menurut Menkeu, Pemerintah menargetkan keseimbangan primer menurun lagi menjadi Rp87,3 triliun. Ia juga menyampaikan bahwa tahun 2019 dan ke depan pemerintah akan terus menurunkan defisit keseimbangan primer untuk mencapai nol atau bahkan mencapai surplus.

Keenam, kebijakan utang dalam APBN, tegas Menkeu Sri Mulyani Indrawati, juga ditujukan untuk membantu membangun pendalaman pasar keuangan dan obligasi di dalam negeri. “Jadi utang tidak hanya sebagai alat menambal defisit belanja Pemerintah, namun juga sebagai alternatif instrumen investasi bagi masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Menurut Menkeu, jumlah investor ritel yang membeli Surat Berharga Negara (SBN) meningkat setiap tahun sejak diterbitkannya SBN ritel tahun 2006, yaitu sebesar 16.561 investor ritel dalam negeri, dan mencapai 83.662 investor ritel pada 2016.

Secara jumlah total pada 2018, menurut Menkeu, investor ritel pemegang SBN telah mencapai 501.713. Bahkan investor individual ini, tambah Menkeu, ada yang berusia di bawah 25 tahun (sekitar 3 persen), hingga di atas 55 tahun. Ia juga menambahkan bahwa Ibu rumah tangga juga telah mengenal dan berinvestasi pada SBN yang mencapai sekitar 13-16 persen.

Ketujuh, bagi mereka yang menganjurkan agar Pemerintah berhati-hati dalam menggunakan instrumen utang, Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengemukakan, bahwa anjuran itu SUDAH SANGAT SEJALAN dengan yang dilakukan Pemerintah.

Ia menyebutkan, langkah pengelolaan APBN dan penyesuaian memang dilakukan secara bertahap dan hati-hati, agar perekonomian tidak mengalami kejutan (shock) dan mesin ekonomi menjadi melambat.

Pilihan-pilihan kebijakan ini, menurt Menkeu, dievaluasi secara cermat oleh Pemerintah, karena ekonomi Indonesia harus dikelola dengan hati-hati dan seimbang, mengingat tujuan-tujuan yang hendak dicapai sangat beragam, antara lain pengurangan kemiskinan, pengurangan kesenjangan, penciptaan kesempatan kerja, perbaikan program pendidikan dan kesehatan, membantu infrastruktur dasar, dan sebagainya.

Kedelapan, Menkeu menegaskan, setiap langkah penyesuaian untuk mencapai satu tujuan, selalu berakibat pada tujuan yang lain. Ini yang dikenal sebagai “trade-off”. Namun Pemerintah, tambah Menkeu, terus melakukan penyesuaian untuk mencapai tujuan pembangunan dan terus menjaga APBN terap sehat, credible, dan berkelanjutan (sustainable).

Langkah konsisten dan hati-hati dari Pemerintah ini, ungkap Menkeu, telah menghasilkan kepercayaan yang makin kuat terhadap APBN dan perekonomian kita. “Hal ini dikonfirmasi oleh peringkat invetasi dari lima lembaga pemeringkat dunia (S&P, Moodys, Fitch, JCR, dan R&I),” ujarnya.

Menkeu juga mengingatkan, bahwa Indonesia termasuk dalam kelompok negara yang memiliki undang-undang yang menjaga disiplin APBN (fiscal responsibility rules) dan konsisten menjalankannya.

“Disiplin fiskal Pemerintah Indonesia ditunjukkan dengan kepatuhan terhadap besaran defisit dan rasio utang terhadap PDB,” tulis Menkeu seraya menambahkan, perhatian dan keinginan berbagai partai politik dan ekonom agar Indonesia terus menjaga disiplin fiskal adalah positif dan baik bagi reputasi dan kredibilitas ekonomi Indonesia. Saat yang sama, menurut Menkeu,justru Federal Reserve Amerika melakukan kenaikan suku bunga pada akhir Desember 2016, dan dilanjutkan dengan kenaikan suku bunga tiga kali pada tahun 2017.

Kesembilan, disiplin fiskal, menurut Menkeu, tidak berarti semua pihak menjadi ketakutan dan panik atau bahkan menjadi alergi terhadap instrumen utang. “Kita harus tetap menjaga instrumen tersebut sebagai salah satu pilihan kebijakan dalam mencapai tujuan pembangunan. Utang bukan satu-satunya instrumen kebijakan,” ungkap Menkeu, seraya menambahkan ada instrumen lain yang sangat penting seperti pajak dan cukai serta penerimaan bukan pajak, dan sebagainya.

Semua instrumen kebijakan tersebut, menurut Menkeu, sama pentingnya dalam pencapaian tujuan pembangunan, mempengaruhi kesejahteraan masyarakat dan menciptakan keadilan. Ia menambahkan bahwa semua kebijakan ini juga harus sama-sama bekerja secara efektif dan keras untuk mencapai tujuan nasional.

“Oleh karena itu, Pemerintah melakukan reformasi perpajakan dengan serius, karena Pemerintah sadar bahwa pajak merupakan tulang punggung negara,” tulis Menkeu seraya menambahkan, bahwa pemerintah juga serius dalam memperbaiki iklim investasi, agar investasi dan daya kompetisi ekonomi dan ekspor meningkat.

Kesepuluh, banyak langkah-langkah tersebut, termasuk pembangunan infrastruktur dan perbaikan pendidikan dan kesehatan serta jaminan sosial, dijelaskan Menkeu Sri Mulyani Indrawati, baru akan menuai hasil pada jangka menengah.

Karena itu, Menkeu menilai kritikan bahwa banyak yang dilakukan pemerintah tidak memberikan hasil memuaskan saat ini, jelas tidak mempertimbangkan mengenai berapa lama proses suatu kebijakan dan proses konstruksi infrastruktur baru akan menuai hasil.

Namun demikin, Menkeu setuju dengan anjuran bahwa pemerintah perlu meningkatkan efektivitas kebijakan, mempertajam berbagai pilihan dan prioritas kebijakan dan memperbaiki tata kelola serta proses perencanaan, serta terus memerangi korupsi agar setiap instrumen kebijakan dapat menghasilkan dampak positif yang nyata dan cukup cepat.

Kesebelas, untuk itu, hanya menyoroti instrumen utang tanpa melihat konteks besar dan upaya arah kebijakan pemerintah, menurut Menkeu, jelas memberikan kualitas analisis dan masukan yang tidak lengkap dan bahkan dapat menyesatkan.

Keduabelas, sekali lagi, apa yang disampaikan oleh berbagai pihak yang peduli mengenai utang, menurut Sri Mulyani, pada dasarnya TELAH dan SEDANG dilakukan oleh pemerintah.

“Sebagai Menteri Keuangan, saya berterima kasih atas berbagai analisis, masukan dan bahkan kritikan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan keuangan negara dan memperbaiki kebijakan pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan sesuai cita-cita kemerdekaan kita,” pungkas Menkeu seraya mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga keuangan negara secara konstruktif untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat secara berkeadilan.

sumber : http://setkab.go.id/inilah-penjelasan-lengkap-menkeu-sri-mulyani-terkait-kondisi-utang-negara-ri/

Friday, March 23, 2018

Indonesia Bubar 2030, Realistis atau Fiksi Belaka?


Jakarta - Pada Senin 27 September 2018, aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia, mendadak riuh. Pemicunya, pernyataan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang berapi-api menyebut "ramalan" Indonesia bubar 2030.
Mantan Panglima Kostrad itu hadir dalam bedah buku Nasionalisme, Sosialisme, dan Pragmatisme. Pemikiran Ekonomi Politik Sumitro Djojohadikusumo. Sebagai orang yang besar di dunia militer, Prabowo harus berbicara soal ekonomi di hadapan para profesor dan pengamat ekonomi kenamaan, antara lain Emil Salim, Dorodjatun Kuntjorojakti, Miranda Goeltom, dan Faisal Basri.
Rupanya tidak hanya sekali. Pernyataan serupa juga disampaikan Prabowo dalam sebuah pidato politik yang diunggah akun resmi Facebook Partai Gerindra. Untuk yang ini, pernyataan tersebut mendadak jadi buah bibir di masyarakat. Geger pun terjadi.
Prabowo mengakui bahwa ia mengutip sebuah karya fiksi ilmiah novel fiksi Ghost Fleet: a Novel of The Next World War, karya pengamat militer, Peter W. Singer dan August Cole sebagai dasar "ramalannya".  
"Itu ada tulisan dari luar negeri. Banyak pembicaraan seperti itu di luar negeri. Begini ya, jadi di luar negeri ada namanya scenario writing. Memang bentuknya mungkin novel, tapi yang nulis adalah ahli ahli intelijen strategis, you buka dongYou buka, baca, belum kan?," ujar Prabowo saat ditemui di Hotel Millenium, Jakarta Pusat, Kamis 22 Maret 2018.
Ghost Fleet merupakan karya fiksi ilmiah yang mengulas isu perang masa depan, termasuk kemungkinan Perang Dunia III. Telaah dalam novel tersebut disusun melalui hasil pengamatan dinamika politik, persaingan teknologi, serta isu spionase di antara ketiga negara, Amerika Serikat, China, dan Rusia.
Sang penulis tidak lagi menyebut perang sebagai perebutan wilayah ataupun penguasaan sumber daya, sebagaimana yang kerap terjadi pada pertempuran-pertempuran besar sebelumnya.
Singer, dilansir dari San Diego Union Tribune, menyebut "Perang akan berubah menjadi perebutan pengaruh yang melemahkan siapa pun yang tidak sigap memantaunya."
Benarkah negeri kita sedemikian genting dan terancam bubar seperti kata Prabowo?
Ketua Pusat Studi dan Keamanan (PSPK) Universitas Padjajaran, Muradi, punya pendapat berbeda dengan Prabowo. 
Sebab, jauh panggang dari api, apa yang terjadi di Yugoslavia (Yugoslovakia) dan Uni Soviet -- seperti yang sekilas disebut dalam Ghost Fleet --jauh dengan kondisi yang dihadapi Indonesia.
Muradi menyebut, kegagalan Uni Soviet dan Yugoslovakia lebih disebabkan ancaman dari luar. 
"Kalau mengancam (Indonesia) dari luar siapa? Enggak ada kan," kata Muradi kepada Liputan6.com, Jumat (23/3/2018).
Justru, kata Muradi, ancaman yang terjadi di Indonesia justru berasal dari dalam, misalnya isu sentimen SARA (suku agama ras antar golongan). Dia menyebut apa yang disampaikan Prabowo hanya sebatas propaganda untuk menaikan popularitas.
"Di luar itu enggak ada, apa yang dikatakan Pak Prabowo ini, bahasa kasarnya, ilusi politik," kata Muradi soal isu Indonesia bubar 2030.
Nada optimis juga disampaikan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj dan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir. Keduanya menepis ramalan Indonesia bubar 2030.
"Indonesia itu negara yang beriman dan bertakwa. Dalam Alquran disebutkan, bangsa yang beriman dan bertakwa akan tetap ada," tutur Said Aqil di lokasi, Jumat (23/3/2018).
Menurut Said Aqil, kesatuan bangsa bukan hanya soal geografinya saja, tapi yang paling penting adalah keutuhan budaya. Itulah maksud dari Islam Nusantara yang dibumikan NU.
"Tentang eksistensi dan masa depan Indonesia, kita harus punya optimisme bahwa Indonesia akan tetap utuh, dan Allah akan tetap merahmati hingga yaumil akhir," kata Haedar di tempat sama.

Prediksi Optimistis Lembaga Global


Sejauh ini belum ada data sahih yang mendukung klaim Prabowo soal Indonesia bakal bubar pada 2030. 
Bahkan, lembaga nirlaba internasional yang berbasis di Amerika Serikat, Fund for Peace (FFP) yang rajin mengeluarkan hasil riset mengenai pertumbuhan ekonomi dan politik di 178 negara, mengakui kemajuan Indonesia dalam dekade terakhir. 
Hasil riset FFP terbaru, pada tahun 2017 terjadi perbaikan indeks kerapuhan negara (fragile state index) Indonesia dari 74,9 menjadi 72,9. Indonesia ada di urutan 94 dari 178 negara. 
FFP menyebut, Indonesia pada dekade terakhir ini merangkak stabil, yang didorong pembangunan ekonomi dan peningkatan stabilitas politik, serta keamanan. "Indonesia, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia adalah negara paling maju ke-9, didorong oleh pembangunan ekonomi dan peningkatan stabilitas politik," tulis FFP.
Pada periode yang sama, pelantikan Indonesia sebagai anggota G20 pada tahun 2008, menjadi bukti pengaruh negara yang semakin meningkat dalam ekonomi global.
Hal ini sejalan dengan hasil riset perusahaan jasa keuangan dunia, PricewaterhouseCoopers (PwC), yang baru saja mengeluarkan laporan mengenai daftar negara memiliki perekonomian terbesar di dunia hingga 2050.
Laporan berjudul, The Long View: How Will The Global Economic Order Change by 2050? tersebut mengukur kemajuan ekonomi 32 negara melalui prediksi PDB berdasarkan paritas daya beli (PPP).
Biasanya paritas daya beli digunakan ahli makroekonomi untuk menentukan produktivitas ekonomi dan standar hidup di antara negara-negara di seluruh dunia dalam jangka waktu tertentu.
Laporan itu menyebutkan, perekonomian Indonesia dan negara berkembang yang tergabung dalam Emerging 7 (E7) akan jadi motor penggerak ekonomi global. Ekonomi negara E7 akan mampu tumbuh rata-rata 3,5 persen selama 34 tahun mendatang.
Angka ini lebih besar dibanding perekonomian negara maju yang hanya tumbuh 1,6 persen selama lebih dari 30 tahun mendatang.
"Diproyeksikan enam dari tujuh ekonomi terbesar dunia pada tahun 2050 berasal dari negara berkembang yang dipimpin oleh China di puncak, India nomor dua, Indonesia nomor empat," ungkap Kepala Ekonom PwC John Hawksworth.
PWC membagi laporan ini dalam jangka menengah yaitu pada 2030 dan jangka panjang 2050.
Dalam jangka menengah, ekonomi Indonesia diramalkan bisa menduduki peringkat kelima di dunia pada 2030, dengan besaran PDB Indonesia akan berada di angka US$ 5,424 triliun.
Namun, lain hal dengan pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira. 
Ia menyoroti soal laporan riset Credit Suisse, 1 persen orang terkaya dalam negeri menguasai 49,3 persen kekayaan nasional, sehingga membuat Indonesia jadi negara nomor empat paling timpang di dunia.
Mengutip data data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2013, dia menyampaikan gini rasio lahan juga cukup tinggi, yakni dikisaran 0,68. Angka tersebut lebih tinggi dari gini rasio ketimpangan yang 0,39. "Artinya, ketimpangan lahan memang sudah parah," kata dia.
Meski masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemerintah, Bhima tak sepakat jika dikatakan Indonesia terancam bubar pada 2030. 
Kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi akibat ketimpangan adalah gejolak sosial, adanya potensi konflik horizontal dan vertikal.
"Tapi chaos belum tentu bubar. Kita pas 1998 kerusuhan, tapi setelah itu pemerintahan bisa tegak kembali. Enggak sampai failed state," tutur dia.

Tidak Perlu Khawatir


Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Johnny Darmawan, mengatakan sah-sah saja jika ada pihak yang mengeluarkan prediksi terkait kondisi Indonesia ke depan. Namun, hal tersebut tidak perlu terlalu dikhawatirkan.
"Kita lihat itu asumsinya apa. Jadi, menurut saya boleh-boleh saja orang meramal itu, tapi kalau menurut saya itu tidak mungkin terjadi karena begitu akan ke arah sana, pasti ada tindakan-tindakan. Seperti di perusahaan, pengusahanya pasti akan melakukan supaya perusahaannya tidak bangkrut," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Jumat (23/3/2018).
Para pengusaha dan investor juga diyakini tidak akan terganggu dengan pernyataan ini. Menurut dia, pengusaha lebih percaya terhadap ekonomi nasional dan upaya pemerintah untuk memperbaiki kondisi di dalam negeri.
"Pengusaha tidak takut dengan hal semacam itu, karena kita percaya Indonesia kaya dan pengusaha hanya konsentrasi ke usahanya. Perusahaan harus jalan terus. Jadi, tidak ada kekhawatiran. Tidak akan berdampak ke kepercayaan investor," kata dia.
Ditemui terpisah, Wakapolri Komjen Syafruddin tak berkomentar banyak soal pernyataan Prabowo. Dia menyatakan bahwa Polri akan terus menjaga stabilitas keamanan negara, apapun yang terjadi.
"No comment, hahaha... Polri menjaga stabilitas negara," ujar Syafruddin sambil tertawa saat ditemui usai Salat Jumat di Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (23/3/2018).
Jenderal bintang tiga itu mengaku tak percaya terhadap ramalan yang menyebut Indonesia bakal bubar pada 2030. Dia yakin Indonesia akan tetap ada hingga akhir zaman.
"(Optimistis) sampai kiamat lah... hahaha," ucap Syafruddin.

Sumber : http://news.liputan6.com/read/3400514/headline-indonesia-bubar-2030-realistis-atau-fiksi-belaka